BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masaah
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masaah
Indonesia sebagai wilayah yang kaya akan
sumber daya alam selain menguntungkan bagi penduduknya, namun juga membawa
dampak yang membahayakan bagi penduduknya. Kekayaan alam yang tidak dimiliki
oleh bangsa lain ini mengundang bangsa-bangsa yang tamak untuk datang dan
menguasai Indonesia. Hal inilah yang menjadi penyebab dijajahnya Indonesia oleh
bangsa asing selama beratus-ratus tahun.
Pada zaman penjajahan Bangsa Indonesia. Belanda menyediakan sekolah yang beraneka
ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan
masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya hubungan
berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun, dalam berbagai macam sekolah
yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu
sistem yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula
terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara
vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat
mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit.
Dengan Usaha para guru pendidikan tetap
dapat dirasakan penduduk Indonesia walaupun saat itu Indonesia tengah dijajah.
Kita patut bangga dengan semua usaha para guru untuk terus memerangi kebodohan.
Maka, perlu kirannya untuk kita pahami dan pelajari perjuangan guru saat masa
penjajahan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia?
2. Apa tujuan bangsa Eropa datang ke Indonesia?
3. Bagaimana perjuangan rakyat Indonesia mengusir penjajah?
4. Bagaimana perjuangan guru dimasa penjajahan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses datangnya bangsa Eropa ke Indonesia 2. Agar mengetahui tujuan kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia.
3.Untuk mengetahui bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dimasa penjajahan.
4. Agar mengetahui perjuangan guru dimasa penjajahan
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia?
2. Apa tujuan bangsa Eropa datang ke Indonesia?
3. Bagaimana perjuangan rakyat Indonesia mengusir penjajah?
4. Bagaimana perjuangan guru dimasa penjajahan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses datangnya bangsa Eropa ke Indonesia 2. Agar mengetahui tujuan kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia.
3.Untuk mengetahui bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dimasa penjajahan.
4. Agar mengetahui perjuangan guru dimasa penjajahan
BAB 2
Proses
kedatangan bangsa Eropa ke nusantara
Pada abad pertengahan terjadi beberapa peristiwa
penting yang akhirnya mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa didunia hingga saat
ini, salah satunya adalah Perang Salib pada abad 11–13. Berakhirnya perang
salib yang dimenangkan oleh kesultanan Turki Usmani membuat kesultanan Turki
Usmani berkuasa penuh atas Laut Merah dan wilayah sekitarnya. Pada masa
kekuasaan Turki Usmani, kerajaan tersebut melakukan larangan berdagang bagi
bangsa Eropa di sekitar Laut Merah. Padahal, pada masa itu hanya Laut Merah
yang menyediakan rempah-rempah yang sangat diperlukan bangsa Eropa. Karena
sebab inilah akhirnya bangsa Eropa memutuskan untuk melakukan pelayaran
langsung ke dunia Timur guna mencari daerah sumber rempah-rempah.
2.1
Kondisi Eropa Pada Abad Pertengahan
Awalnya bangsa Eropa mencari nusantara
karena ingin mencari sumber rempah-rempah. Keinginan tersebut juga didukung
oleh beberapa peristiwa berikut.
a. Merkantilisme
Pada akhir abad pertengahan, perhatian
setiap Negara terutama Negara-negara Eropa tertuju pada penumpukan harta berupa
emas. Negara yang memiiki timbunan logam emas dalam jumlah besar dianggap
sebagai Negara kaya. Untuk mencapai tujuan ekonomi merkantilisme, pemerintah
memberikan hak-hak istimewa dan perlindungan yang bersifat monopoli, seperti:
1) Mencegah masuknya hasil industri
dari negara lain dengan mengenakan bea masuk yang tinggi.
2) Hanya mengizinkan impor bahan
mentah dan bahan baku yang murah dari luar negeri.
3) Meningkatkan usaha industry dalam
negeri dengan sasaran meningkatkan ekspor.
4) Mencari dan merampas negara lain
yang menghasilkan bahan baku sebagai daerah koloni yang dikuasai.
Kebijaksanaan merrkantilisme menyebabkan setiap negara berusaha
memperluas daerah jajahan sebagai sumber bahan baku dan tempat pemasaran hasil
produksi.
b. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan awal
terjadinya perubahan drastic struktur sosial masyarakat. Revolusi Industri
ditandai dengan berbagai macam tenaga yang digunakan dalam proses pembuatan
barang digantikan oleh mesin-mesin. Pengantian tenaga manusia oleh tenaga mesin
merupakan inti dari Revolusi Industri
c. Kapitalisme
Pengertian kapitalisme adalah sistem dan
paham ekonomi yang modalnya bersumber pada modal pribadi atau perusahaan dengan
ciri persaingan pada pasar bebas.
Berbagai peristiwa dan perubahan yang
terjadi di Eropa pada abad pertengahan seperti merkantilisme, revolusi
industri, dan kapitalisme, secara tidak langsung berpengaruh pada kehidupan bangsa
Indonesia. Akibatnya, para bangsa Eropa secara sepihak menyatakan daerah yang
didatanginya di nusantara sebagai miliknya.
2.2
Masuknya Bangsa Eropa
a. Latar belakang
kedatangan bangsa Eropa

Hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia
Barat mengalami kemunduran setelah perang salib (1096-1291). Kerajaan Turki
Usmani menjadi penguasa di Mesir, Palestina, Syria, Mesopotamia, dan Asia
kecil. Sejak saat itu kerajaan Turki mempersulit para pedagang Eropa masuk ke
daerah kekuasaanya.
Terputusnya hubungan dagang antara dunia
Timur dan Eropa menyeabkan kelangkaan rempah-rempah bagi bangsa Eropa.
Akibatnya, rempah-rempah dari dunia Timur menjadi barang langka dan harganya
sangat mahal.Akhirnya hal ini mendorong bangsa Eropa mencari dunia Timur yang
menjadi tempat asal rempah-rempah melalui penjelajahan samudra.
Faktor lain yang mendorong bangsa Eropa
melakukan penjelajahan samudra:
1) Bangsa
Eropa ingin mendapatkan rempah-rempah dari daerah penghasilnya agar
mendapatkan harga
yang lebih murah dan keuntungan yang lebih besar.
2) Keinginan
menyebarkan agama Kristen ke wilayah-wilayah yang dikuasai.
3 Keinginan
untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan Copernicus dan Galileo Galilei yang
mengatakan bumi itu bulat.
b. Kedatangan Bangsa
Portugis
Bangsa Portugis masuk pertama kali ke
wilayah nusantara pada tahun 1498. Pada tahun 1511, Malaka berhasil dikuasai
portugis. Pada tahun 1512 Portugis memasuki Maluku. Pada saat itu masyarakat
menyambut baik kedatangan Portugis dengan hharapan Portugis dapat membeli
rempah-rempah mereka dan membantu rakyat.
Pada saat itu Sultan Ternate meminta
bantuan pada Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate , bertujuan agar
Ternate terhindar dari serbuan daerah lain. Pada tahun 1522, Portugis
mendirikan benteng untuk Ternate. Pendirian benteng itu harus dibayar mahal
oleh Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan
rempah-rempah di Ternate. Perjanjian ini menyebabkan rakyat tidak dapat secara
bebas menjual rempah-rempah mereka. Selain itu Portugis juga menetapkan harga
yang sangat murah untuk rempah-rempah yang dijual oleh rakyat.
Selain aktif
mngadakan monopoli, Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Salah satu
tokoh Portugis yang giat menyebarkan agama katoik adalah Fransiscus Xaverius.
C. Kedatangan Bangsa Spanyol
Bangsa spanyol pertama kali memasuki
wilayah nusantara pada tahun 1521 di Tidore. Kedatangan Spanyol disambut baik
oleh Tidore karena pada saat itu mereka sedang bermusuhan dengan Portugis.
Kedatangan Spanyol yang memihak Tidore mengusik Portugis yang pada saat itu
memihak Ternate. Puncak dari persilisihan diantara dua kubu ini adalah disetujuinnya
perjanjian Saragosa yang mengharuskan Spanyol meninggalkan Maluku pada tahun
1529.
d. Kedatangan Bangsa Belanda.
April 1595, Belanda memulai pelayaranya
menuju nusantara dengan 4 buah kapal yang dipimpin Cournelis De Houtman. Pada bulan Juni Belanda
berhasil sampai di Banten namun akhirnya diusir oleh penduduk setempat. Pada 28
November 19598, rombongan baru Belanda datang dan akhirnya diterima oleh
Banten. Keberhasilan mereka untuk mengambil hati rakyat Banten membuahkan hasil
penuhnya 8 kapal mereka dengan rempah-rempah. Keberhailan ekspedisi ini
mendorong orang-orang Belanda datang ke nusantara. Akibat makin banyak orang
Belanda datang ke nusantara terjadi persaingan diantara para pedagang Belanda
sendiri. Akibatnya, mereka saling merugi dan berarti tujuan semula untuk
memperkaya diri tidak tercapai.
Atas prakarsa pembesar Belanda yang
bernama Olden Barnevelt, semua perserikatan dagang yang ada di hindia disatukan
menjadi sebuah persekutuan dagang besar yang disebut VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie).
Namun sejak tahun 1811 kekuasaan beralih
ke tangan Inggris karena Belanda telah dikuasai oleh Inggris, dan Indonesia
bukan lagi menjadi wilayah jajahan Belanda namun menjadi wilayah jajahan
Inggris.
BAB 3
Perlawanan
Terhadap bangsa asing.
Pada abad ke-19, muncul berbagai
perlawanan di seluruh wilayah nusantara. Hal ini bukan dikaarenakan perebutan
wilayah atau takhta, tetapi untuk membela hak asasi dan kemerdekaan yang telah
dirampas oleh pemerintah colonial Belanda.
3.1
Perlawanan Di Setiap Daerah
a. Perlawanan Rakyat
Maluku

Pada tanggal 25 Juni 1817, Belanda mengirimkan
pasukannya kembali yang menyebabkan Rakyat Ambon terdesak, dan satu demi satu
wilayahnya jatuh ketangan Belanda. Akhirnya pemimpin mereka tertangkap oleh
Belanda, seperti pattimura, rhebok, dll.
b. Perlawanan Kaum
Padri

Perang Padri pada tahun 1825 bersamaan
waktunya dengan Perang Diponegoro di Jawa Tengah. Kedudukan Belanda bertambah
sulit karena haus mengirimkan pasukannya ke Jawa. Akhirnya Belanda mengajak
damai kaum padri dengan menandatangani perjanjian di Padang.
Namun pada tahun 1833 belanda mengetahui bahwa
pusat kekuatan kaum Padri ada di daerah Bonjol, dan dengan pertempuran
mati-matian meawan pusat-pusat pertahanan kaum Padri akhirnya Belanda dapat
sampai di Bonjol dan mengepung kota Bonjol dari segala arah. Akhirnya benteng
Bonjol jatuh ke tangan Belanda dan Tuanku Imam Bonjol ditangkap serta dibuang
ke Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa dan berakhir di Manado. Tuanku Imam
Bonjol wafat tahun 1864 dan dimakamkan di Manado.
Selain Tuanku Imam Bonjol dan
Pattimura masih banyak lagi para perjuang yang memimpin perjuangan melawan
bangsa asing di daerah masing-masih. Namun, perlawanan melawan Belanda yang
masih bersifat kedaerahan kebanyakan gagal dan dimenangkan oleh Belanda.
Kegagalan mengusir penjajah tersebut disebabkan oleh:
1) Perlawanan masih bersifat
kedaerahan dan tidak bersatu.
2) Pasukan kalah persenjataan dan
kalah strategi perang dengan pihak asing.
3) Penjajah terutama Belanda selalu
menjalankan politik adu domba.
4) Kegagalan
tersebut yang melatar belakangi kaum terpelajar berjuang dengan cara lain yang
lebih modern.
3.2 Munculnya Nasionalisme Dan Organisasi
Pergerakan Nasional
Timbulnya nasionalisme atau gerakan
kebangsaan di kawasan Asia Afrika merupakan wujud reaksi praktik penjajahan di
kawasan Asia Afrika.
Penjajahan tidak hanya menyebabkan
hilangnya kemerdekaan politik dan penderritaan di bidang ekonomi, tetapi juga
kebudayaan yang akhirnya tidak dapat berkembang. Hal inilah yang menyebabkan
lahirnya nasionalisme sebagai bentuk reaksi dari penjajahan.
Bersamaan dengan munculnya rasa
nasionalisme di hampir seluruh wilayah Asia Afrika maka mulai bermunculanlah
berbagai organisasi-organisasi pergerakan nasional.

Untuk membangkitkan jiwa kebangsaan dan
rasa harga diri dr.Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo mulai menggerakkan para
pemuda dan pelajar Indonesia untuk membentuk sebuah organisasi. Ajakan tersebut
mendapat sambutan hangat dari seluruh pelajar.
Pada hari Minggu, 20 Mei 1908 Sutomo dan
kawan-kawannya di ruang kelas sekolah kedokteran STOVIA di Batavia mendirikan
perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo. Berita terbentuknya Budi Utomo
akhirnya menyebar dengan cepat di kalangan pelajar-pelajar. Akhirnya, para
pelajar di kota-kota, seperti Yogyakarta, Magelang, dan Probolinggo ikut
mendirikan cabang-cabang Budi Utomo..
Nama Sutomo sebagai pendiri dan ketua umum
Budi Utomo makin popular dan semakin mengundang resiko. Beberapa staf pengajar
dan Belanda menuduh bahwa Sutomo dan kawan-kawannya sebagai pemberontak.Sutomo
dan kawan-kawanya hamper dipecat dari sekolahnya , namun dalam persidangan
Sutomo masih dipertahankan oleh pemimpin umum STOVIA.
Meskipun dalam bidang politik Budi Utomo
kalah aktif dibanding Serekat Islam dan PNI, namun Budi Utomo tetaplah
organisasi pertama yang membuka jalan dan mempelopori pergerakan Nasional
Indonesia. Karena jasanya yang besar, maka tanggal kelahiran Budi Utomo, 20 Mei
ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
b.Partai
Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia didirikan oleh
kaum muda terpelaar yang dipimpin oleh Ir. Sukarno pada tanggal 4 Juli 1927 di
Bandung. Dalam hal politik PNI menempuh jalan dengan cara memperkuat rasa
kebangsaan, persatuan, dan kesatuan.
Berkat usaha dan perjuangan para tokoh
PNI, seperti Ir. Sukarno, Ali Sostroamijoyo, Sartono, Suyuti, Budiarto, dll PNI
berkembang sangat pesat. Ir. Sukarno sebagai ahli pidato berhasil menggerakkan
rakyat sesuai dengan tujuan PNI. Pengaruh PNI juga sangat terasa pada
organisasi –organisasi pemuda sehingga melahirkan Sumpah Pemuda dan Organisasi
Wanita yang melahirkan Kongres Perempuan di Yogyakarta tanggal 22 December
1928.
Para pelajar dikenal sebagai agen
pembaru dalam masyarakat. Lahirnya kelompok pelajar menimbulkan perubahan cara
Bangsa Indonesiadalam membebaskan diri dari penjajahan. Para pelajar dalam
berjuang membebaskan Indonesia dari penjajahan membentuk berbagai organisasi
pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Indische Partij, dll untuk bisa
menyatukan suara dan gerakan melawan bangsa Asing yang telah membuat rakyat
menderita dan sengsara.
BAB 4
Perjuangan guru.
4.1 Perserikatan Guru Pada Masa Penjajahan
Pada masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa indonesia.
Semangat
kebangsaan Indonesia tercermin dari para guru. Hal ini dapat kita lihat dari
lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman belanda pada tahun
1912 dengan nama persatuan guru hindia belanda. Organisasi ini
merupakan persatuan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan
pemilik sekolah.
PGHB yang didirikan pada tahun 1912
diketahui oleh Karto Soebroto. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib
anggotanya yang terdiri dari berbagai pangkat dan latar belakang pendidikan
yang berbeda. Kondisi sosial dan politik waktu itu ikut mempersulit tercapainya
satu kesatuan bahasa dalam perjuangan, yang kian lama menimbulkan perpecahan
internal.
PGHB yang berbentuk Uni itupun akhirnya
pecah. Pecah dalam pengertian masing-masing anggota tetap berjuang sesuai
dengan program kerjanya., terutama dalam memperjuangkan gaji. Pada tahun 1919,
disamping Uni itu terbentuk gerakan-gerakan baru di antaranya Persatuan Guru
Bantu (PGB), Persatuan Normaalschool (PNS), Oud Kweekschoolieren Bond (KSB) dan
School Opzieners Bond (SOB).
Dengan semangat perjuangan dan
kebangsaan yang menggelolara, para guru pribumi menuntut persamaan hak dan
kedudukan dengan pihak belanda. Sebagai salah satu bukti dari perjuangan ini
adalah kepala HIS yang sebelumya selalu dijabat oleh orang belanda, bergeser ke
tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak
serta mengalami pergeseran cita-cita perjuangan yang lebih hakiki lagi, yaitu
Indonesia merdeka.
Pada
tahun 1932 persatuan guru hindia belanda (PGHB) berubah menjadi persatuan guru
Indonesia (PGI). Perubahan nama ini suatu langkah berani yang penuh resiko,
karena mengangkat nama “Indonesia” di
mana Belanda tidak suka dengan kata tersebut yang dianggap mengobarkan semangat
nasionalisme yang tinggi.
Dapat
disimpulkan bahwa peran guru pada masa penjajahan sangat pentin dalam
membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan.
Dengan peran guru sebagai pengajar dan pendidik yang berhadapan langsung dengan
para siswa, maka guru bisa secara langsung menanamkan jiwa nasionalisme dan
menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
4.2 Macam-Macam Sekolah Pada Masa
Penjajahan.
Pada zaman Belanda, terdapat
bermacam-macam sekolah diperuntukan bagi golongan tertentu. Umumnya sekolah
desa atau sekolah rakyat (Volksschool)
untuk masyarakat desa, sekolah dasar Angka II ( Tweede Inlandse School) untuk rakyat biasa di kota-kota. Dan
sekolah Dasar berbahasa Belanda untuk anak-anak priyai.atau anak-anak pegawai
pemerintah Hindia Belanda. Guru-gurunya adalah tamatan be rmacam-macam sekolah guru, seperti Normalschool (NS), Kweekschool (KS), Hongere
Kweekschool (HKS) dan banyak lagi. Dan setiap golongan guru tersebut
mendapat gaji yang berbeda-beda pula. Hal ini sengaja diciptakan oleh Belanda
untuk mempengaruhi golongan guru dan memecah belah penduduk Indonesia, bukan
hanya dalam pendidikan, namun juga dalam kehidupan social-ekonomi.
Secara
umum sistem pendidikan khususnya macam-macam persekolahan didasarkan kepada
golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan
menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, yaitu :
1. Pendidikan rendah (Lager Onderwijs)
Pendidikan
rendah atau bisa disebut sekolah dasar, di bagi menjadi 2 yaitu:
Sekolah
kelas 1 untuk anak priyayi (bangsawan) dan anak pemerintah belanda
Sekolah
kelas 2 untuk anak rakyat jelata (rakyat indonesia)
2. Pendidikan lanjutan =
Pendidikan Menengah
a. MULO (Meer Uit
gebreid lager school), sekolah tersebut adalah kelanjutan dari sekolah dasar
yang berbasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya tiga sampai empat tahun.
Yang pertama didirikan pada tahun 1914.
b. AMS (Algemene
Middelbare School) adalah sekolah menengah umum kelanjutan dari MULO berbahasa
belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya
tiga tahun dan yang petama didirikan tahun 1915.
c. HBS (Hoobere Burger
School) atau sekolah warga Negara tinggi adalah sekolah menengeh kelanjutan
dari ELS yang disediakan untuk golongan Eropa, Didirikan pada tahun 1860.
3.
Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )
Sebagai
pelaksanaan politik etika pemerintah belanda banyak mencurahkan perhatian pada
pendidikan kejuruan. Jenis sekolah kejuruan yang ada adalah sebagai
berikut:
a. Sekolah pertukangan (Amachts
leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah.
b. Sekolah pertukangan
(Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda.
c. Sekolah teknik
(Technish Onderwijs.
d. Pendidikan Dagang
(Handels Onderwijs).
e. Pendidikan pertanian
(landbouw Onderwijs).
f. Pendidikan kejuruan
kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs).
g. Pendidikan Rumah
Tangga (Huishoudschool).
h. Pendidikan keguruan
(Kweekschool).
4. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Karena terdesak oleh
tenaga ahli, maka didirikanlah:
a. Sekolah
Tehnik Tinggi (Technische Hoge School).
b. Sekolah
Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).
c. Pendidikan
tinggi kedokteran.
4.3 Perjuangan Guru Dan Keadaan Pendidikan Dimasa
Penjajahan Jepang
Bulan Februari 1942 bala tentara Jepang
menduduki Indonesia. Pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan
Inggris. Diperintahkannya agar disamping bahasa resmi bahasa jepang juga dipelajari
dan diajarkan di sekolah-sekolah. Akan tetapi semua perkumpulan atau
perserikatan dilarang, Termasuk PGI. Sejak itu sekolah-sekolah ditutup. Namun,
Setelah banyak kejadian berlalu. Akhirnya sekolah-sekolah yang sudah lama
ditutup dibuka kembali. Bahasa Belanda dan Inggris dilarang diganti dengan
pelajaran bahasa Nippon dengan huruf katakana dan kanji. Untuk bahasa Indonesia
dipakai sebgai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Sekolah Dasar diberi nama
“Syo Gakko”, Sekolah Menengah “Cu Gakkoo” dan Sekolah Tinggi “Dai Gakkoo”.
Bulan September 1942 pemerintah Jepang
mulai membuka sekolah Menengah Pertama dan Atas, termasuk sekolah-sekolah
kejuruan seperti “Sihan Gakkoo” (Sekolah Guru), “Kasei Jo Gakkoo” (Sekolah
Kepandaian Puteri) dan lain-lain. Guru-guru Indonesia dengan semangat
kebangsaan tetap bekerja dibawah pemerintahan Jepang. Orang-orang Jepang
mempercayai bahwa sumber kemajuan dan kekuatan suatu bangsa adalah pendidikan.
Pendidikan itu perlu untuk kebangkitan dan pembangunan bangsa. Pendidikan yang
baik dilahirkan dari guru yang baik pula. Oleh karena itu orang jepang sangat
menghormati guru. Guru dan dokter mendapat panggilan kehormatan “Sensei” yang
berarti “Mula-mula hidup” atau yang dahulu selaki hidup (orang yang tertua).
Untuk mendidik guru yang baik didirikanlah sekolah guru dinamai “Sihan Gakkoo”.
Untuk mendidik guru yang baik didirikanlah sekolah guru dinamai “Sihan Gakkoo”.
Berikut
ini adalah kebijakan pemerintahan Jepang terkait pendidikan yang memiliki kontribusi
besar terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut
antara lain:
a. Dijadikannya
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa
Belanda;
b. Adanya
integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan
kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem
pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
a. Pendidikan
Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun
bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
b. Pendidikan
Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama
studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama
studi 3 tahun.
c. Pendidikan
Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
d.
Pendidikan Tinggi.