Selasa, 30 April 2013

Karakteristik peserta didik dalam pembelajaran aktif


BAB I
PENDAHULUAN


1.       1  LATAR BELAKANG MASALAH
Di zaman dahulu kita benar benar memusatkan pembelajaran pada guru, guru dianggap sebagai pusat segala transfer ilmu. Tak sembarang orang bisa menjadi guru dan mengajar, kebanyakan mereka adalah alim ulama ataupun para tokoh masyarakat, dan dulu pendidikan dicari bukan hanya untuk meraih gelar maupun karena tuntutan, namun lebih dikarenakan keinginan kuat dari peserta didik dan karena itu pulalah mereka sangat patuh dan seiya sekata dengan apa yang diucapkan atau diperintahkan sang guru.
Semua ini bertolak belakang dengan dunia pendidikan maupun sistem pembelajaran di zaman ini. Kini pendidikan adalah suatu kewajiban bagi setiap individu walau tak jarang masih kita jumpai orang - orang yang tidak dapat mengenyam pendidikan karena berbagai macam alasan.
Guru sebagai pusat transfer ilmu dalam pembelajaran tak lagi seagung dulu, banyak orang bisa menjadi guru asal memiliki akta 4 untuk mengajar, dan hasilnya adalah tersebarnya guru- guru yang kurang kompeten dalam bidangnya serta tak seberapa peduli tentang pentransferan ilmu yang ia lakukan.
Di lain sisi minat siswa siswi juga tak setinggi dulu. Kini kita berangkat sekolah lebih dikarenakan tuntutan bukan lagi keinginan kuat dari dalam diri.
Kini kita sering mendengar tentang permasalahan di dalam dunia pendidikan mengenai masalah penanaman moral, tak ada yang mau disalahkan dalam masalah ini, masyarakat, orang tua serta  guru sama-sama merasa telah mengajarkan sopan santun dan etika yang benar.
Tak ayal bahwa semua ini semula berawal dari siswa/sisiwi yang menganggap pendidikan bukanlah sesuatu yang sakral sehingga tak mau untuk benar- benar meresapi nilai - nilai dalam setiap pembelajaran, serta guru yang masih kurang bisa menanamkan nilai - nilai moral dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk membenahi semua ini, berbagai elemen masyarakat serta pemerintah  beberapa tahun ini tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kini kita semua tahu bahwa berbagai program tengah digalakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Pelatihan –pelatihan guru, workshop, sertifikasi, peningkatan kesejahteraan guru, tunjangan pendidikan bagi guru, pemberian dana operasional sekolah, kartu siswa miskin dan berbagai program kini telah membanjiri dunia pendidikan untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Namun menganti pondasi memang tak mudah, apalagi pondasi ini adalah pondasi intlektual dan moral manusia.

Mengingat permasalahan-permasalahan diatas, maka diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan Indonesia, salah satu upayanya adalah menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan bukan lagi objek pembelajaran. Pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran diyakini oleh sebagian besar para teoritisi, praktisi dan pemegang kebijakan di hampir seluruh belahan muka bumi ini sebagai sebuah konsep pembelajaran yang memberikan harapan bagi tercapainya mutu pembelajaran dan dirasa merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi masalah diatas, pembelajaran tersebut dikenal dengan pembelajaran aktif.
Oleh karena itu disini saya mengangkat judul “ Karakteristik Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aktif “





1.2            Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain :
1.       Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan pembelajaran aktif ?
2.       Apa macam macam kepribadian dan karakteristik peserta didik ?
3.       Bagaimana menghadapi karakter- karakter peserta didik ?
4.       Bagaimana mengoptimalisasi pembelajaran aktif ?

1.3      Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1.       Memahami makna dari peserta didik dan pembelajaran aktif.
2.       Mengetahui macam-macam karakteristik peserta didik.
3.       Mengetahui bagaimana menghadapi  karakter peserta didik.
4.       Mengetahui cara mengoptimalkan pembelajaran aktif












BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian pembelajaran aktif dan  peserta didik
 Whitherington mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang diwujudkan dalam perubahan-perubahan penguasaan pola respon atau tingkah laku baru yang dinyatakan dalam perubahan ketrampilan, sikap, kebiasaan, kesanggupan, atau pemahaman.”
Menurut Akhmad Sudrajat pembelajaran aktif atau active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Sinolungan (dalam Kurnia, 2007: 4) menyatakan bahwa pengertian Peserta didik dibagi menjadi dua, yaitu dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan dalam arti sempit, peserta didik adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Peserta didik merupakan subjek fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para guru harus merasa ataumenganggap bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.
                                                                                              
2.2  Macam – macam karakteristik peserta didik
Karakteristik Peserta didik sangat beragam dan berbeda satu sama lainya. Berikut ini adalah tipe-tipe kepibadian menurut beberapa para ahli agar kita lebih mudah dalam memahami kepribadian peserta didik sehingga proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan maksimal.
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
-     Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif  bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
-     Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
-     Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

            Menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007) tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen seseorang, tipe kepribadian antara lain:
-     Tipe kepribadian choleric (empedu kuning), yang dicirikan dengan pemilikan temperamen cepat marah, mudah tersinggung, dan tidak sabar.
-     Tipe melancholic (empedu hitam), yang berkaitan dengan pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan mudah putus asa.
-     Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen yang serba lamban, pasif, malas, dan kadang apatis/ masa bodoh.
-     Tipe sanguinis (darah), yang memiliki temperamen dan sifat periang, aktif, dinamis, dan cekatan.

Selain yang tersebut diatas karakteristik peserta didik juga dapat dilihat dari sudut pandang masa pertumbuhan anak tersebut. Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber :
- Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, dan sering membantah serta melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
  
- Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
 - Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Perubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative dan lai-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di sekitarnya.

  
2.3  Bagaimana menghadapi karakteristik peserta didik
Menanggapi tipe kepribadian menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) hal yang harus kita lakukan kepada peserta didik adalah :
-     Kepribadian Ekstrovert: sebagai pendidik tipe ini lazim semakin kita kembangkan dengan cara memberikan dia tugas yang membuat dia semakin semangat dan tertantang, sifat dan sikapnya akan membantu kita dalam memancing peserta didik lain ikut aktif dalam pembelajaran.
-     Kepribadian Introvert: seyogyanya kita berusaha untuk melatih keprcayaan dirinya dengan selalu memberi pujian, semangat, dan mendorong dia untuk masuk kedalam kelompok-kelompok siswa. Menyuruh dia menjawab pertanyaan lalu memberinya pujian didepan umum merupakan cara yang paling mudah membuatnya makin percaya diri.
 -    Neurosis: sebaiknya kita berusaha mendorong tipe ini untuk lebih aktif bersosialisasi, menunjuknya lebih sering untuk maju dan menjawab diiringi dengan pujian akan melatih mental dan keberaniannya. Namun di sisi lain kita perlu memberikan motivasi melalui nasehat pribadi dan dukungan lainnya.

            Untuk menanggapi tipologi kepribadian menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007) hal yang harus kita lakukan adalah :
-     Tipe kepribadian choleric (empedu kuning): untuk tipe ini alangkah baiknya bila kita melatih kesabaranya dengan lebih sering memasukkan dia dalam kelompok-kelompok belajar, dan berbagai macam kegiatan yang melatih kesabarannya dalam lingkungan sosial.
-     Tipe melancholic (empedu hitam): dorongan-dorongan serta memujinya adalah hal yang sangat baik kita berikan pada tipe ini, apabila kita menemukan dia belum mampu memahami pelajaran secara baik maka memberinya tambahan jam untuk belajar bersama kita adalah cara yang baik untuk menjadikanya paham dan semakin percaya diri.
-     Tipe phlegmatic (lendir): Kita harus berani untuk tegas pada tipe ini, kedisiplinan dan deadline harus benar-benar kita berikan padanya, atau bahkan hukuman apabila terlambat atau melanggar adalah cara membuatnya jera, namun sebelumnya kita harus berusaha mendekati dia secara personal untuk mengetahui alasan-alasanya agar kita dapat mengarahkannya dengan benar.
-     Tipe sanguinis (darah): memberinya senyuman dan sapaan adalah cara paling ringan untuk menunjukkan bahwa dia adalah anak yang baik yang disukai oleh guru sehingga ia tau bahwa ia harus terus lebih rajin dan aktif dalam belajar.





2.4  Cara mengoptimalisasi pembelajaran aktif
            Setelah kita mengetahui berbagai macam karakteristik anak didik dan tahu bagaimana menyikapinya, maka akan sangat mudah bagi kita semua untuk mencapai tujuan pembelajaran kita. Dalam pembelajaran aktif kita dituntun untuk mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial., mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan, menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar  dll.
Kita tak boleh hanya memberikan perhatian kepada anak didik yang pintar dan aktif saja, namun kita harus mendorong peserta didik yang pasif untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran, pemerataan biasanya akan sangat terlihat saat kita memberikan tugas individual, memberikan pertanyaan individual,dsb.
Kita j
Perlu adanya kedekatan antara guru dan peserta didik sehingga guru lebih mudah memahami langkah yang harus dilakukannya untuk mengoptimalkan pembelajaran.









BAB  III
Penutup

3.1  Kesimpulan

Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran  pembelajaran. Tugas utama peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari kognitif sampai psikomotorik. Maka hendaknya para guru benar–benar mengeluarkan segenap kemampuan dan dorongan untuk bisa mendorong peserta didik dalam belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan  termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil, pengalaman kehidupan dll.
Dan setiap orang memiliki kepribadian yang tidak sama, sehingga dengan ketidaksamaan tiap individu, para guru / pendidik harus bisa memahami kepribadian masing-masing agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dan prestasi peserta didik satu dengan peserta lainnya mempunyai peluang yang sama tanpa membuat kepribadian buruk mereka muncul.



DAFTAR PUSTAKA

Suadianto. 2009. Pentingnya Mengenak Kepribadian Siswa untuk Meningkatkan Prestasi Belajar, Online (http://h2dy.wordpress.com/2009/02/17/pentingnya-mengenal-kepribadian-siswa-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar,).
Sutrisno, suyoto,dkk. 2000. Psikologi pendidikan. Ponorogo: Pondok modern Gontor
Masthon. 2011.meraih makna pembelajaran, online (masthon.wordpress.com )
Kurniawan Nursidik,”karakteristik dan kebutuhan pendidikan anak usia Sekolah dasar”, 15 oktober 2007 : http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3
Sudrajat, Ahmad ”Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah”, psikologi pendidikan,24 Maret 2008:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-kebutuhan-maslow-di-sekolah/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIRECT INDIRECT

Dari gambar diatas, bisakah kalian menebak apa yang dimaks...