Sabtu, 15 November 2014

Having you as my friend such a best gift from GOD

Morning :)
Sejak tiga hari lalu karena beberapa alasan tiap malem kerjaanku telfonan n smsan ama si bagus, isfi, sinta, and diah #mereka tuh sohib sohib karib q#. Pas kelar telfonan n smsan entah kenapa selalu ada rasa syukur yang memuncak muncul. Maybe it's because i feel very lucky having them as my friend.

Selama ini hampir semua orang menganggapku beda, aneh, sungkan ngajak ngobrol, dan ngak nyaman disampingku. Actually i know why, it's because I very seldom to open conversation with them.Orang boleh menilai apapun sih, kalau membangun ya dimasukin kalau ngak membangun ya dibuang jauh jauh aja........... yang jelas gimanapun kepribadian n kebiasaanku selama ini pasti ada sebab dan alasanya.

Pada dasarnya sih aku bukan orang yang pendiam, cuman cenderung ngak suka ngomongin hal yang ngak penting. Aku lebih suka tuker pikiran ketimbang ngobrolin fashion, harga barang atau cuman sekedar bercanda. Aku juga bukan orang yang gampang percaya sama orang. Tapi kalau aku udah percaya ama orang i will tell & speak everything bahkan kalau ngak di stop bisa bertahan berjam jam kalau ngobrol.

Selain itu aku tipikal orang yang cenderung punya pendirian dan pemikiran yang kokoh, jadi kalau orang disekitarku ngak punya pendirian dia pasti cenderung ngikut aku. Dan aku ngak suka itu.
Makannya selama ini aku cenderung milih untuk sharing and discuss ama temen temen yang jelas punya pendirian yang kuat juga, biar bisa saling ngasi masukan n ngak malah keikut aku.

Aku bersyukur banget punya neni, kak fika, bagus, kak bowo, isfi, diah, lidya, ovi, sinta, bels, n bang komeng yang selalu mensuport n ngasi banyak pelajaran. Aku dan mereka punya pendirian dan sudut pandang berbeda dalam menilai sesuatu, tapi perbedaan itu entah mengapa malah bikin hubungan kita makin erat hari kehari.

Contoh aja kak bowo. Dia ini manusia super duper disiplin dan pandangannya jauh kedepan, dan itu jauh banget dari aku, kesamaan kita cuman sama sama ngak mau diganggu gugat kalau udah punya schedule. Tapi justru karena beda itu kita jadi nyambung and ada take and give.

Diah juga, dia nih diliat dr luar kayak remaja masa kini, siapapun yang duduk n ngobrol ama dia pasti langsung ngerasa nyaman, tapi dia punya prinsip hidup sendiri, punya usaha besar untuk bisa mencapai apa yang dia mau. Sebenernya cara q ama dia memandang sesuatu tuh beda jauh, apa yang dimataku aneh menurut dia biasa. Tapi disitulah kita bisa saling ngisi, ngasi masukan, ngelebur pandangan, and sama sama saling memacu untuk bisa jadi lebih baik buat lebih banyak orang.

Usaha mereka untuk mempertahankan pendirian mereka walau banyak yang bilang ini itu bikin aku suka banget, dan perjuangan mereka buat mencapai kesuksesan bener bener inspire me. 

Dan satu lagi. Saling menerima semua kekurangan dan kelebihan bikin aku bener bener lucky having them as my friend.

Kamis, 30 Oktober 2014

Definition of diglosia ad polyglossia



Diglosia                       : In sociolinguistics, a situation in which two distinct varieties of a language are spoken within the same speech community.
Example                    : "In the classic diglossic situation, two varieties of a language, such as standard French and Haitian creole French, exist alongside each other in a single society. Each variety has its own fixed functions--one a 'high,' prestigious variety, and one a 'low,' or colloquial, one. Using the wrong variety in the wrong situation would be socially inappropriate, almost on the level of delivering the BBC's nightly news in broad Scots.
Polyglossia                  : Is a term that refers to a person's ability to communicate in two or more languages.
Example             : The Netherlands and Switzerland are especially well-known examples. In the Netherlands, children characteristically have instruction in Dutch as a first language, begin a second, third, and fourth (English, French, or German) within a few years of each other, and, if they plan to go to university, add several years of Latin and perhaps some Greek. Most high-school graduates can manage to communicate in two foreign languages; fluency in three or four is common among university graduates.

The definition of code switching and code mixing in sosiolinguistic



1. Code Switching

Definition          : The practice of moving back and forth between two languages or between two dialects or   registers of the same language.
Example         : Students who are bilingual or who come from different cultural backgrounds are noted for their ability to code switch. Since standard English is not their primary language, it takes these students added efforts to speak according to the standard Some are able to code switch fluently from one language to another, while some are unable to switch back and forth with ease.

2. Code Mixing

Definition          : The mixing of two or more languages or language varieties in speech.
Example          : In northern Norway there is village which has become famous among sociolinguists because the language used by the villagers was described in great detail by two sociolinguists, Blom and Gumperz, in the late 1960s. It is called Hemnesberget and all the villagers know and use two distinct kinds of Norwegian. There is the local dialect which is called Ranamal (mal is the Norwegian word for ‘language’), and then there is the standard dialect or standard Norwegian, Bokmal (literally ‘book-language’). Bokmal is used by the teachers in school, it is the language of the textbooks and after a little exposure it is the variety of Norwegian that the pupils use to discuss school topics in school too. Bokmal is used in church services and sermons. It is used when people go into the local government offices to transact official business.And it is used to strangers and visitors from outside. So what does that does that leave for Ranamal?
Ranamal is what people speak to their family, friends and neighbors most of the time. People use Ranamal to each other at breakfast, to local shopkeepers when buying newspaper and vegetables, to the local people they meet the street. (Janet Holmes, 2001: 5)

Minggu, 14 September 2014

makalah proses kedatangan bangsa luar ke indonesia



BAB I       
                                                PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masaah
     Indonesia sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam selain menguntungkan bagi penduduknya, namun juga membawa dampak yang membahayakan bagi penduduknya. Kekayaan alam yang tidak dimiliki oleh bangsa lain ini mengundang bangsa-bangsa yang tamak untuk datang dan menguasai Indonesia. Hal inilah yang menjadi penyebab dijajahnya Indonesia oleh bangsa asing selama beratus-ratus tahun.
     Pada zaman penjajahan Bangsa Indonesia. Belanda menyediakan sekolah yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya hubungan berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun, dalam berbagai macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu sistem yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit.           
       Dengan Usaha para guru pendidikan tetap dapat dirasakan penduduk Indonesia walaupun saat itu Indonesia tengah dijajah. Kita patut bangga dengan semua usaha para guru untuk terus memerangi kebodohan. Maka, perlu kirannya untuk kita pahami dan pelajari perjuangan guru saat masa penjajahan.         

1.2. Rumusan Masalah 
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:         
1. Bagaimana proses kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia?    
2. Apa tujuan bangsa Eropa datang ke Indonesia?           
3. Bagaimana perjuangan rakyat Indonesia mengusir penjajah?    
4. Bagaimana perjuangan guru dimasa penjajahan?         

1.3. Tujuan       
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:   
1. Untuk mengetahui bagaimana proses datangnya bangsa Eropa ke Indonesia                                    2. Agar mengetahui tujuan kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia.   
3.Untuk mengetahui bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dimasa penjajahan. 
4. Agar mengetahui perjuangan guru dimasa penjajahan



BAB 2
Proses kedatangan bangsa Eropa ke nusantara
     Pada abad pertengahan terjadi beberapa peristiwa penting yang akhirnya mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa didunia hingga saat ini, salah satunya adalah Perang Salib pada abad 11–13. Berakhirnya perang salib yang dimenangkan oleh kesultanan Turki Usmani membuat kesultanan Turki Usmani berkuasa penuh atas Laut Merah dan wilayah sekitarnya. Pada masa kekuasaan Turki Usmani, kerajaan tersebut melakukan larangan berdagang bagi bangsa Eropa di sekitar Laut Merah. Padahal, pada masa itu hanya Laut Merah yang menyediakan rempah-rempah yang sangat diperlukan bangsa Eropa. Karena sebab inilah akhirnya bangsa Eropa memutuskan untuk melakukan pelayaran langsung ke dunia Timur guna mencari daerah sumber rempah-rempah.
2.1 Kondisi Eropa Pada Abad Pertengahan
    Awalnya bangsa Eropa mencari nusantara karena ingin mencari sumber rempah-rempah. Keinginan tersebut juga didukung oleh beberapa peristiwa berikut.
a. Merkantilisme
     Pada akhir abad pertengahan, perhatian setiap Negara terutama Negara-negara Eropa tertuju pada penumpukan harta berupa emas. Negara yang memiiki timbunan logam emas dalam jumlah besar dianggap sebagai Negara kaya. Untuk mencapai tujuan ekonomi merkantilisme, pemerintah memberikan hak-hak istimewa dan perlindungan yang bersifat monopoli, seperti:
1) Mencegah masuknya hasil industri dari negara lain dengan mengenakan bea masuk yang tinggi.
2) Hanya mengizinkan impor bahan mentah dan bahan baku yang murah dari luar negeri.
3) Meningkatkan usaha industry dalam negeri dengan sasaran meningkatkan ekspor.
4) Mencari dan merampas negara lain yang menghasilkan bahan baku sebagai daerah koloni yang dikuasai.
     Kebijaksanaan merrkantilisme menyebabkan setiap negara berusaha memperluas daerah jajahan sebagai sumber bahan baku dan tempat pemasaran hasil produksi.
b. Revolusi Industri
     Revolusi Industri merupakan awal terjadinya perubahan drastic struktur sosial masyarakat. Revolusi Industri ditandai dengan berbagai macam tenaga yang digunakan dalam proses pembuatan barang digantikan oleh mesin-mesin. Pengantian tenaga manusia oleh tenaga mesin merupakan inti dari Revolusi Industri
c. Kapitalisme
     Pengertian kapitalisme adalah sistem dan paham ekonomi yang modalnya bersumber pada modal pribadi atau perusahaan dengan ciri persaingan pada pasar bebas.
     Berbagai peristiwa dan perubahan yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan seperti merkantilisme, revolusi industri, dan kapitalisme, secara tidak langsung berpengaruh pada kehidupan bangsa Indonesia. Akibatnya, para bangsa Eropa secara sepihak menyatakan daerah yang didatanginya di nusantara sebagai miliknya.
2.2 Masuknya Bangsa Eropa
a. Latar belakang kedatangan bangsa Eropa
     Hasil bumi dari nusantara dan wilayah lain di Asia sampai ke Eropa karena adanya sistem perdagangan berantai dari para pedagang India, Persia, dan Arab yang membawa barang-barang dari nusantara menuju Teluk Persia dan Laut Merah. Lalu, diangkut menuju pelabuhan-pelabuhan di pantai laut tengah. Para pedagang Eropa kemudian membelinya dan membawanya ke pelabuhan-pelabuhan Eropa.
     Hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat mengalami kemunduran setelah perang salib (1096-1291). Kerajaan Turki Usmani menjadi penguasa di Mesir, Palestina, Syria, Mesopotamia, dan Asia kecil. Sejak saat itu kerajaan Turki mempersulit para pedagang Eropa masuk ke daerah kekuasaanya.
     Terputusnya hubungan dagang antara dunia Timur dan Eropa menyeabkan kelangkaan rempah-rempah bagi bangsa Eropa. Akibatnya, rempah-rempah dari dunia Timur menjadi barang langka dan harganya sangat mahal.Akhirnya hal ini mendorong bangsa Eropa mencari dunia Timur yang menjadi tempat asal rempah-rempah melalui penjelajahan samudra.
     Faktor lain yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra:
1) Bangsa Eropa ingin mendapatkan rempah-rempah dari daerah penghasilnya agar mendapatkan       harga yang lebih murah dan keuntungan yang lebih besar.
2) Keinginan menyebarkan agama Kristen ke wilayah-wilayah yang dikuasai.
3 Keinginan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan Copernicus dan Galileo Galilei yang mengatakan bumi itu bulat.

b. Kedatangan Bangsa Portugis
     Bangsa Portugis masuk pertama kali ke wilayah nusantara pada tahun 1498. Pada tahun 1511, Malaka berhasil dikuasai portugis. Pada tahun 1512 Portugis memasuki Maluku. Pada saat itu masyarakat menyambut baik kedatangan Portugis dengan hharapan Portugis dapat membeli rempah-rempah mereka dan membantu rakyat.
     Pada saat itu Sultan Ternate meminta bantuan pada Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate , bertujuan agar Ternate terhindar dari serbuan daerah lain. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan benteng untuk Ternate. Pendirian benteng itu harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Perjanjian ini menyebabkan rakyat tidak dapat secara bebas menjual rempah-rempah mereka. Selain itu Portugis juga menetapkan harga yang sangat murah untuk rempah-rempah yang dijual oleh rakyat.
     Selain aktif mngadakan monopoli, Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Salah satu tokoh Portugis yang giat menyebarkan agama katoik adalah Fransiscus Xaverius.
C. Kedatangan Bangsa Spanyol
      Bangsa spanyol pertama kali memasuki wilayah nusantara pada tahun 1521 di Tidore. Kedatangan Spanyol disambut baik oleh Tidore karena pada saat itu mereka sedang bermusuhan dengan Portugis. Kedatangan Spanyol yang memihak Tidore mengusik Portugis yang pada saat itu memihak Ternate. Puncak dari persilisihan diantara dua kubu ini adalah disetujuinnya perjanjian Saragosa yang mengharuskan Spanyol meninggalkan Maluku pada tahun 1529.
d. Kedatangan Bangsa Belanda.
      April 1595, Belanda memulai pelayaranya menuju nusantara dengan 4 buah kapal yang dipimpin  Cournelis De Houtman. Pada bulan Juni Belanda berhasil sampai di Banten namun akhirnya diusir oleh penduduk setempat. Pada 28 November 19598, rombongan baru Belanda datang dan akhirnya diterima oleh Banten. Keberhasilan mereka untuk mengambil hati rakyat Banten membuahkan hasil penuhnya 8 kapal mereka dengan rempah-rempah. Keberhailan ekspedisi ini mendorong orang-orang Belanda datang ke nusantara. Akibat makin banyak orang Belanda datang ke nusantara terjadi persaingan diantara para pedagang Belanda sendiri. Akibatnya, mereka saling merugi dan berarti tujuan semula untuk memperkaya diri tidak tercapai.
     Atas prakarsa pembesar Belanda yang bernama Olden Barnevelt, semua perserikatan dagang yang ada di hindia disatukan menjadi sebuah persekutuan dagang besar yang disebut VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
     Namun sejak tahun 1811 kekuasaan beralih ke tangan Inggris karena Belanda telah dikuasai oleh Inggris, dan Indonesia bukan lagi menjadi wilayah jajahan Belanda namun menjadi wilayah jajahan Inggris.








 BAB 3
Perlawanan Terhadap bangsa asing.
     Pada abad ke-19, muncul berbagai perlawanan di seluruh wilayah nusantara. Hal ini bukan dikaarenakan perebutan wilayah atau takhta, tetapi untuk membela hak asasi dan kemerdekaan yang telah dirampas oleh pemerintah colonial Belanda.
3.1 Perlawanan Di Setiap Daerah
a. Perlawanan Rakyat Maluku
     Sejak kedatangannya di Maluku, Belanda telah banyak melakukan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat sehingga rakyat menjadi sengsara dan menderita. Amarah rakyat Maluku akhirnya tak tertahankan lagi. Dengan dipimpin oleh Thomas Matulessy (Pattimura) serangan dimulai pada 15 Mei 1817 dengan menyerbu pos Belanda. Pada saat itu pasukan Belanda dapat dikalahkan oleh tentara rakyat.
     Pada tanggal 25 Juni 1817, Belanda mengirimkan pasukannya kembali yang menyebabkan Rakyat Ambon terdesak, dan satu demi satu wilayahnya jatuh ketangan Belanda. Akhirnya pemimpin mereka tertangkap oleh Belanda, seperti pattimura, rhebok, dll.
b. Perlawanan Kaum Padri
     Padri adalah kaum ulama yang berupaya keras untuk mengadakan gerakan pembaharuan dari masyarakat Minangkabau. Akan tetapi usaha itu ditentang keras oleh masyarakat adat. Kaum adat yang mulai terdesaksegera meminta bantuan kepada Belanda untuk menghadapi kaum Padri.
     Perang Padri pada tahun 1825 bersamaan waktunya dengan Perang Diponegoro di Jawa Tengah. Kedudukan Belanda bertambah sulit karena haus mengirimkan pasukannya ke Jawa. Akhirnya Belanda mengajak damai kaum padri dengan menandatangani perjanjian di Padang.
      Namun pada tahun 1833 belanda mengetahui bahwa pusat kekuatan kaum Padri ada di daerah Bonjol, dan dengan pertempuran mati-matian meawan pusat-pusat pertahanan kaum Padri akhirnya Belanda dapat sampai di Bonjol dan mengepung kota Bonjol dari segala arah. Akhirnya benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda dan Tuanku Imam Bonjol ditangkap serta dibuang ke Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa dan berakhir di Manado. Tuanku Imam Bonjol wafat tahun 1864 dan dimakamkan di Manado.
          Selain Tuanku Imam Bonjol dan Pattimura masih banyak lagi para perjuang yang memimpin perjuangan melawan bangsa asing di daerah masing-masih. Namun, perlawanan melawan Belanda yang masih bersifat kedaerahan kebanyakan gagal dan dimenangkan oleh Belanda. Kegagalan mengusir penjajah tersebut disebabkan oleh:
1) Perlawanan masih bersifat kedaerahan dan tidak bersatu.
2) Pasukan kalah persenjataan dan kalah strategi perang dengan pihak asing.
3) Penjajah terutama Belanda selalu menjalankan politik adu domba.
4) Kegagalan tersebut yang melatar belakangi kaum terpelajar berjuang dengan cara lain yang lebih   modern.
3.2 Munculnya Nasionalisme Dan Organisasi Pergerakan Nasional
     Timbulnya nasionalisme atau gerakan kebangsaan di kawasan Asia Afrika merupakan wujud reaksi praktik penjajahan di kawasan Asia Afrika.
     Penjajahan tidak hanya menyebabkan hilangnya kemerdekaan politik dan penderritaan di bidang ekonomi, tetapi juga kebudayaan yang akhirnya tidak dapat berkembang. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya nasionalisme sebagai bentuk reaksi dari penjajahan.
    Bersamaan dengan munculnya rasa nasionalisme di hampir seluruh wilayah Asia Afrika maka mulai bermunculanlah berbagai organisasi-organisasi pergerakan nasional.
a. Budi Utomo
     Untuk membangkitkan jiwa kebangsaan dan rasa harga diri dr.Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo mulai menggerakkan para pemuda dan pelajar Indonesia untuk membentuk sebuah organisasi. Ajakan tersebut mendapat sambutan hangat dari seluruh pelajar.
     Pada hari Minggu, 20 Mei 1908 Sutomo dan kawan-kawannya di ruang kelas sekolah kedokteran STOVIA di Batavia mendirikan perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo. Berita terbentuknya Budi Utomo akhirnya menyebar dengan cepat di kalangan pelajar-pelajar. Akhirnya, para pelajar di kota-kota, seperti Yogyakarta, Magelang, dan Probolinggo ikut mendirikan cabang-cabang Budi Utomo..
     Nama Sutomo sebagai pendiri dan ketua umum Budi Utomo makin popular dan semakin mengundang resiko. Beberapa staf pengajar dan Belanda menuduh bahwa Sutomo dan kawan-kawannya sebagai pemberontak.Sutomo dan kawan-kawanya hamper dipecat dari sekolahnya , namun dalam persidangan Sutomo masih dipertahankan oleh pemimpin umum STOVIA.
     Meskipun dalam bidang politik Budi Utomo kalah aktif dibanding Serekat Islam dan PNI, namun Budi Utomo tetaplah organisasi pertama yang membuka jalan dan mempelopori pergerakan Nasional Indonesia. Karena jasanya yang besar, maka tanggal kelahiran Budi Utomo, 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
b.Partai Nasional Indonesia
     Partai Nasional Indonesia didirikan oleh kaum muda terpelaar yang dipimpin oleh Ir. Sukarno pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Dalam hal politik PNI menempuh jalan dengan cara memperkuat rasa kebangsaan, persatuan, dan kesatuan.
     Berkat usaha dan perjuangan para tokoh PNI, seperti Ir. Sukarno, Ali Sostroamijoyo, Sartono, Suyuti, Budiarto, dll PNI berkembang sangat pesat. Ir. Sukarno sebagai ahli pidato berhasil menggerakkan rakyat sesuai dengan tujuan PNI. Pengaruh PNI juga sangat terasa pada organisasi –organisasi pemuda sehingga melahirkan Sumpah Pemuda dan Organisasi Wanita yang melahirkan Kongres Perempuan di Yogyakarta tanggal 22 December 1928.

        Para pelajar dikenal sebagai agen pembaru dalam masyarakat. Lahirnya kelompok pelajar menimbulkan perubahan cara Bangsa Indonesiadalam membebaskan diri dari penjajahan. Para pelajar dalam berjuang membebaskan Indonesia dari penjajahan membentuk berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Indische Partij, dll untuk bisa menyatukan suara dan gerakan melawan bangsa Asing yang telah membuat rakyat menderita dan sengsara.



   





















BAB 4
Perjuangan guru.

4.1 Perserikatan Guru Pada Masa Penjajahan

     Pada masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa indonesia. Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dari para guru. Hal ini dapat kita lihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman belanda pada tahun 1912 dengan nama persatuan guru hindia  belanda. Organisasi ini merupakan  persatuan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
     PGHB yang didirikan pada tahun 1912 diketahui oleh Karto Soebroto. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang terdiri dari berbagai pangkat dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Kondisi sosial dan politik waktu itu ikut mempersulit tercapainya satu kesatuan bahasa dalam perjuangan, yang kian lama menimbulkan perpecahan internal.
      PGHB yang berbentuk Uni itupun akhirnya pecah. Pecah dalam pengertian masing-masing anggota tetap berjuang sesuai dengan program kerjanya., terutama dalam memperjuangkan gaji. Pada tahun 1919, disamping Uni itu terbentuk gerakan-gerakan baru di antaranya Persatuan Guru Bantu (PGB), Persatuan Normaalschool (PNS), Oud Kweekschoolieren Bond (KSB) dan School Opzieners Bond (SOB).
     Dengan semangat  perjuangan dan kebangsaan yang menggelolara, para guru pribumi menuntut persamaan hak dan kedudukan dengan pihak belanda. Sebagai salah satu bukti dari perjuangan ini adalah kepala HIS yang sebelumya selalu dijabat oleh orang belanda, bergeser ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak serta mengalami pergeseran cita-cita perjuangan yang lebih hakiki lagi, yaitu Indonesia merdeka.
Pada tahun 1932 persatuan guru hindia belanda (PGHB) berubah menjadi persatuan guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini suatu langkah berani yang penuh resiko, karena mengangkat  nama “Indonesia” di mana Belanda tidak suka dengan kata tersebut yang dianggap mengobarkan semangat nasionalisme yang tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa peran guru pada masa penjajahan  sangat pentin dalam membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Dengan peran guru sebagai pengajar dan pendidik yang berhadapan langsung dengan para siswa, maka guru bisa secara langsung menanamkan jiwa nasionalisme dan menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

4.2 Macam-Macam Sekolah Pada Masa Penjajahan.
     Pada zaman Belanda, terdapat bermacam-macam sekolah diperuntukan bagi golongan tertentu. Umumnya sekolah desa atau sekolah rakyat (Volksschool) untuk masyarakat desa, sekolah dasar Angka II ( Tweede Inlandse School) untuk rakyat biasa di kota-kota. Dan sekolah Dasar berbahasa Belanda untuk anak-anak priyai.atau anak-anak pegawai pemerintah Hindia Belanda. Guru-gurunya adalah tamatan be  rmacam-macam sekolah guru, seperti Normalschool (NS), Kweekschool (KS), Hongere Kweekschool (HKS) dan banyak lagi. Dan setiap golongan guru tersebut mendapat gaji yang berbeda-beda pula. Hal ini sengaja diciptakan oleh Belanda untuk mempengaruhi golongan guru dan memecah belah penduduk Indonesia, bukan hanya dalam pendidikan, namun juga dalam kehidupan social-ekonomi.
Secara umum sistem pendidikan khususnya macam-macam persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, yaitu :
      1.      Pendidikan rendah (Lager Onderwijs)
Pendidikan rendah atau bisa disebut sekolah dasar, di bagi menjadi 2 yaitu:
Sekolah kelas 1 untuk anak priyayi (bangsawan) dan anak pemerintah belanda
Sekolah kelas 2 untuk anak rakyat jelata (rakyat indonesia)
      2.      Pendidikan lanjutan = Pendidikan Menengah
a.        MULO (Meer Uit gebreid lager school), sekolah tersebut adalah kelanjutan dari sekolah dasar yang berbasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya tiga sampai empat tahun. Yang        pertama didirikan pada tahun 1914.

b.      AMS (Algemene Middelbare School) adalah sekolah menengah umum kelanjutan dari MULO berbahasa belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya tiga tahun dan yang petama didirikan tahun 1915.

c.       HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi adalah sekolah menengeh kelanjutan dari ELS yang disediakan untuk golongan Eropa, Didirikan pada tahun 1860.

3.   Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )
Sebagai pelaksanaan politik etika pemerintah belanda banyak mencurahkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Jenis sekolah kejuruan yang ada  adalah sebagai berikut:
a.       Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah.
b.       Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda.
c.       Sekolah teknik (Technish Onderwijs.
d.       Pendidikan Dagang (Handels Onderwijs).
e.       Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs).
f.        Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs).
g.       Pendidikan Rumah Tangga (Huishoudschool).
h.       Pendidikan keguruan (Kweekschool).

4.  Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Karena terdesak oleh tenaga ahli, maka didirikanlah:
a.    Sekolah Tehnik Tinggi (Technische Hoge School).
b.    Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).
c.    Pendidikan tinggi kedokteran.

4.3   Perjuangan Guru Dan Keadaan Pendidikan Dimasa Penjajahan Jepang
Bulan Februari 1942 bala tentara Jepang menduduki Indonesia. Pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan Inggris. Diperintahkannya agar disamping bahasa resmi bahasa jepang juga dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Akan tetapi semua perkumpulan atau perserikatan dilarang, Termasuk PGI. Sejak itu sekolah-sekolah ditutup. Namun, Setelah banyak kejadian berlalu. Akhirnya sekolah-sekolah yang sudah lama ditutup dibuka kembali. Bahasa Belanda dan Inggris dilarang diganti dengan pelajaran bahasa Nippon dengan huruf katakana dan kanji. Untuk bahasa Indonesia dipakai sebgai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Sekolah Dasar diberi nama “Syo Gakko”, Sekolah Menengah “Cu Gakkoo” dan Sekolah Tinggi “Dai Gakkoo”.
Bulan September 1942 pemerintah Jepang mulai membuka sekolah Menengah Pertama dan Atas, termasuk sekolah-sekolah kejuruan seperti “Sihan Gakkoo” (Sekolah Guru), “Kasei Jo Gakkoo” (Sekolah Kepandaian Puteri) dan lain-lain. Guru-guru Indonesia dengan semangat kebangsaan tetap bekerja dibawah pemerintahan Jepang. Orang-orang Jepang mempercayai bahwa sumber kemajuan dan kekuatan suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan itu perlu untuk kebangkitan dan pembangunan bangsa. Pendidikan yang baik dilahirkan dari guru yang baik pula. Oleh karena itu orang jepang sangat menghormati guru. Guru dan dokter mendapat panggilan kehormatan “Sensei” yang berarti “Mula-mula hidup” atau yang dahulu selaki hidup (orang yang tertua).
Untuk mendidik guru yang baik didirikanlah sekolah guru dinamai “Sihan Gakkoo”.
Berikut ini adalah kebijakan pemerintahan Jepang terkait pendidikan yang memiliki kontribusi besar terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
a.   Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda;
b.   Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a.   Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
b.   Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
c.   Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
d.   Pendidikan Tinggi.

DIRECT INDIRECT

Dari gambar diatas, bisakah kalian menebak apa yang dimaks...